Apa itu osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah. Kesehatan tubuh bukan hanya tentang bebas dari virus dan bakteri, namun juga bebas dari penyakit yang menyerang alat gerak, termasuk osteoporosis. Istilah osteoporosis mengacu pada sebuah kondisi dimana tulang kehilangan massa mineralnya sehingga keropos, menipis dan mudah patah. Meskipun sering diidentikkan dengan penyakit wanita, nyatanya pria juga bisa terserang osteoporosis meskipun memang kasusnya terbilang jarang.
Perlu diketahui bahwa pencegahan osteoporosis harus dilakukan sejak usia 30an karena pada masa itu kepadatan tulang berada di tingkat maksimalnya. Setelah lewat 30 tahun, kepadatannya akan berangsur menurun secara alami sehingga harus ditunjang dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup.
Selain mengenai data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di atas, ada juga berbagai mitos seputar osteoporosis yang beredar di masyarakat. Mitos tersebut tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah sehingga Anda musti selektif dalam memahaminya.
1. Osteoporosis hanya menyerang wanita
Ini adalah mitos belaka karena nyatanya pria juga bisa lho, mengalami pengeroposan tulang terutama saat lansia kendati kasusnya memang tidak sebanyak pria. Penuaan akan mempengaruhi kadar hormon seksual yang juga mempengaruhi kesehatan tulang, yaitu testosterone pada pria. Jika saat muda sembrono menjalani hidup dengan gaya hidup tidak sehat, bukan tidak mungkin di usia 70an pria juga akan mengalami kemerosotan kepadatan tulang.
2. Osteoporosis menyerang wanita menopause
Hormon memang memberikan pengaruh besar pada pengeroposan tulang. Saat memasuki fase menopause kadar estrogen pada wanita akan berkurang sehingga kepadatan tulangnyapun ikut merosot. Namun perlu diketahui bahwa hormonal bukan satu-satunya penyebab. Ada berbagai faktor lain yang berkontribusi dalam terjadinya osteoporosis seperti yang sudah disebutkan di atas, misalnya berat badan kurang, diet tidak seimbang, merokok hingga faktor genetika. Jadi, bahkan jauh sebelum menopause osteoporosis mungkin terjadi, alias bisa menimpa siapa saja.
3. Osteoporosis hanya menyerang lansia
Tubuh yang membungkuk, tulang yang lemah dan rapuh, serta rentan fraktur memang menjadi pertanda konkret osteoporosis. Namun, tidak semua lansia mengalami kondisi tersebut karena semua tergantung dari gaya hidup sehat yang sudah dilakukan sejak muda. Pun dengan orang dewasa paruh baya, osteoporosis juga bisa menjadi momok menakutkan terutama setelah memasuki usia 30an. Pengeroposan tulang sebenarnya adalah proses alami setelah menginjak usia kepala 3, namun sebaiknya hal ini diantisipasi supaya penyakit tulang menjauh pergi.
4. Osteoporosis tidak bisa disembuhkan
Seperti yang sudah disebutkan di awal, patah tulang di beberapa bagian tubuh bisa menimbulkan cacat permanen yang artinya sudah tidak bisa diperbaiki. Meskipun lebih sering dibahas tentang bagimana cara mengcegah osteoporosis, gangguan kesehatan ini bukannya tidak bisa disembuhkan apalagi di fase awal. Obat-obatan penguat tulang yang diberikan oleh dokter plus tambahan suplemen kalsium yang dilengkapi dengan vitamin C, vitamin D dan vitamin B6 akan membuat tulang lebih sehat dan kepadatannya terpelihara.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebelum osteoporosis menyerang ada baiknya untuk memeriksa densitas tulang dengan melakukan DEXA test atau tes kepadatan tulang lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejak dini bila pengeroposan nampak terjadi sehingga penanganan yang tepat bisa segera diberikan.