Kabar duka kembali mengguncang Indonesia diawal tahun 2021 ini. Kamis 21 Januari 2021 saudara kita yang berada di Sulawesi Utara diguncang dengan gempa bumi berkekuatan Manglitudo 7.1. Dalam rilis beritanya BMKG mengatakan bahwa gempa yang terjadi dengan titik lokasi 4.98 Lintang Utara dan 127.38 Bujur Timur ini dinyatakan tidak berpotensi tsunami. Gempa ini terjadi diwilayah Melonguane, Sulawesi Utara dengan kedalaman kurang lebih 154 kilometer.
Selang beberapa hari setelah terjadinya gempa Sulawesi Utara, terjadi gempa susulan di wilayah Majene, Sulawesi Barat. Gempa kedua ini terjadi sekitar pukul 20.13 WITA dengan kekuatan M 4.4 yang dapat dirasakan hingga Mamuju. Gempa susulan yang terjadi ini berpusat di titik 45 KM timur laut Majane sekitaran Malaunda dan masih tergolong gempa bumi dangkal.
Akibat gempa ini dikabarkan terjadi kerusakan parah di Majane. Warga sekitaran masih merasakan gempa susulan skala kecil yang sempat terjadi hingga beberapa kali. Menurut kepala badan nasional penanggulangan bencana daerah (BNPB) Taulud, akibat gempa yang sangat kencang, aliran listrik yang ada harus dipadamkan sementara untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sejumlah rumah dan bangunan milik warga di daerah kepulauan Talod pun dikabarkan turut roboh karena goncangan gempa ini.
BPBD mencatat setidaknya 105 korban meninggal dan tiga orang dinyatakan hilang. Dalam proses pendataan korban gempa ini BPDB menemukan korban luka sebanyak 3.369 orang dengan perincian korban luka berat 426 orang, luka sedang 240 orang dan luka ringan dan 2703 korban. Sementara itu total warga yang diungsikan ke beberapa tenda pengungsian BPDB berjumlah sekitaran 90.258 orang.
Setelah kejadian gempa ini beberapa masyarakat sudah melakukan aktivitas keseharian seperti sedia kala. Meskipun masih dalam keadaan duka yang mendalam warga sudah berani untuk mulai bekerja dan berlalu lalang seperti biasanya. Jalan raya yang semula sepi sudah mulai terlihat ramai oleh warga yang bekerja di kantor dan pusat perdagangan yang sudah buka lagi. Sementara itu proses pendataan dan penanganan terhadap rumah dan bangunan warga yang mengalami kerusakan masih dilakukan oleh pihak BPBD dibantu TNI, Polri, dan Basarnas.
Beberapa pengungsi sempat khawatir untuk kembali ke rumahnya dikarenakan berita hoax yang beredar. Berita itu mengatakan bahwa akan terjadi tsunami yang melanda Sulawesi Barat. Keadaan ini turut berpengaruh terhadap upaya pemulihan ekonomi karena warga yang ketakutan akan bencana baru pasca gempa ini. Sebagian dari mereka lebih memilih untuk menetap di posko pengungsian karena dianggap lebih aman. Untuk mengatasi masalah ini, Polda Sulbar berusaha untuk mengajak dan meyakinakan pengusaha retail agar mau membuka lagi operasionalnya agar pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih cepat.
Ayok ikut berpatisipasi bersama! Bantu teman-teman kita yang sedang dilanda kesusahan dan membutuhkan ulur tangan dari kita semua, dengan cara melakukan donasi untuk korban gempa.
Bagi kalian yang sedang membaca ini, ingin berniat melakukan dukungan dan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah gempa di Sulawesi Barat, kalian juga bisa membantunya dengan melakukan donasi untuk korban gempa yang di adakan oleh Wahana Visi Indonesia. Wahana Visi Indonesia adalah salah satu Yayasan Kemanusian Kristen yang melakukan pendekatan tanggap darurat, pengembangan masyarakat dan advokasi. Wahana Visi Indonesia yang disingkat menjadi WVI bekerja untuk membawa perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga, dan bahkan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.